expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Translate

Kamis, 05 April 2012

Tugas Softkill 2(Organisasi dan metode)


PENGANTAR
Di negara-negara dengan sistem ekonomi pasar, keberadaan perusahaan dipahami adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Namun demikian, selain mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan, perusahaan-perusahaan ini juga dituntut untuk memenuhi tanggungjawab sosial tertentu. Berbagai pendapat saling berargumentasi tentang kepentingan relatif antara profitabilitas dan tanggungjawab sosial ini. Ada pihak yang mendukung pendapat bahwa profitabilitas adalah tujuan utama dari perusahaan dan tanggungjawab sosial yang harus ditanggung hanyalah yang masuk dalam kerangka hukum terkait dengan keberadaan perusahaan tersebut.
Sementara itu, pihak lainnya berpendapat bahwa perusahaan tidaklah sekedar sebuah entitas ekonomi, tetapi juga institusi sosial, yang berada dalam suatu lingkungan sosial, dan membawa serta tanggungjawab sosial yang tinggi. Dalam pandangan ini, perusahaan secara moral mempunyai tanggungjawab terhadap semua pihak dan profitabilitas hanyalah sarana untuk melakukan tanggungjawab tersebut.
PERSPEKTIF KEUNTUNGAN EKONOMI PERUSAHAAN
Perusahaan (organisasi bisnis) memang harus melangsungkan kegiatan bisnis yang menguntungkan agar dapat terus menjaga kelangsungan usahanya. Dalam bahasa yang sederhana, perusahaan haruslah mempunyai pendapatan yang lebih besar dari biaya operasionalnya. Untuk dapat menarik investasi, perusahaan haruslah dapat menghasilkan tingkat pengembalian terhadap modal pemegang saham (return on shareholder’s equity) yang lebih baik dibandingkan dengan jika investor menempatkan uangnya sebagai deposito di bank. Dengan kata lain, investor harus bisa memperoleh insentif keuangan untuk menghadapi resiko usaha yang ada; jika tidak, mereka akan lebih suka menempatkan uangnya di sebuah bank atau membeli surat berharga berisko rendah yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Jika sebuah perusahaan dapat memiliki sejarah prestasi keuangan yang baik, maka hal ini akan merupakan indikator yang akan dilihat oleh para pemodal. Pemodal akan memberikan kepercayaan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki sejarah keuangan yang menguntungkan. Kepercayaan semacam ini akan dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan modal baru, dibandingkan dengan melakukan peminjaman di bank atau dengan menerbitkan saham di pasar modal. Jika perusahaan tidak memiliki riwayat usaha yang menguntungkan di masa lalu dan tidak mampu menunjukkan potensi keuntungan di masa depan, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal. Hal ini akan secara signifikan melemahkan posisi perusahaan untuk bertahan secara kompetitif dalam jangka panjang.
bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada publik, keuntungan perusahaan biasanya tercermin pada harga saham. Indikasi harga saham ini tidak sekedar memberikan benefit kepada pemegang saham dalam jangka pendek, tetapi juga memungkinkan pemegang saham membeli saham perusahaan lainnya dengan dari keuntungan saham yang dimilikinya. lebih lanjut, harga saham yang tinggi akan merupakan “pertahanan” yang kuat terhadap kemungkinan hostile-takeover, atau juga dapat merupakan alat negosiasi yang kuat. Pada perusahaan publik maupun non publik, retained earning (laba ditahan) merupakan sumber dana yang penting untuk investasi baru.
Singkat kata, profitabilitas tidak sekedar merupakan “hasil”, tetapi juga dapat merupakan “sumber daya” dari kekuatan kompetitif perusahaan. Profitabilitas membuat perusahaan memiliki kemampuan untuk memperbaiki posisi kompetitifnya untuk mencapai tujuan dari keberadaan perusahaan.
PERSPEKTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Sebagai sebuah entitas ekonomi yang mempunyai hubungan formal dengan para pegawai, para pemasok, pembeli, dan lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan mempunyai tanggungjawab legal untuk melaksanakan berbagai kesepakatan yang tercantum dalam berbagai dokumen kontrak dari keberadaan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan terikat dengan hukum dalam setiap yurisdiksi di mana perusahaan berada dan beroperasi.
Perusahaan tidak sekedar menjadi “mesin ekonomi” yang dibuat secara legal berdasarkan hukum. Perusahaan adalah juga jaringan manusia yang bekerja bersama-sama untuk tujuan yang disepakati bersama. Manusia-manusia yang berada di dalam perusahaan adalah juga makhluk sosial yang berinterkasi secara sosial dengan sesamanya. Salah satu kebutuhan mendasar dari komunitas sosial adalah saling kepercayaan di antara manusia yang berada dalam komunitas tersebut. Karenanya, seorang manusia akan berharap sesamanya akan bertindak dalam batas-batas sosial yang disepakati, dan tidak menginginkan salah satu pihak terlalu mementingkan kepentingan pribadinya tanpa batas. Jika salingpercaya di antara karyawan perusahaan ini dapat tercipta, maka mereka dapat menjalin hubungan dalam sebuah kelompok yang produktif dan membangun hubungan yang saling menguntungkan.
Dalam hal ini, tanggung jawab sosial, yaitu bertindak untuk kepentingan pihak lain, sekalipun tanpa keterkaitan legal, muncul karena dasar-dasar kepercayaan. Dan di mana ada salingpercaya, karyawan akan bersedia untuk memberikan komitmennya kepada perusahaan, baik secara emosi maupun secara praktek. Secara emosi, mereka akan melibatkan diri, dan akan secara kuat menggabungkan diri kepada organisasi, yang dapat memunculkan perasaan kebanggaan dan loyalitas. Secara praktek, mereka akan bersedia melakukan proses pembelajaran akan pengetahuan dan kemampuan, untuk membangun sebuah karir di perusahaan. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memberikan penghargaan terhadap komitmen tersebut dengan bersikap secara bertanggungjawab, bahkan ketika perusahaan mengalami kerugian usaha; jika tidak, hubungan salingpercaya yang ada bisa rusak.
Bertindak dalam kerangka kepentingan karyawan adalah sebuah bentuk tanggungjawab sosial yang terbatas yang dilakukan oleh perusahaan. Selain membangun salingpercaya di dalam organisasi/perusahaan, adalah juga penting untuk membangun salingpercaya pada lingkungan yang lebih luas: dengan para pemasok, para pembeli, pemerintah, komunitas lokal/sekitar perusahaan, dan lainnya. Karenanya, adalah juga penting bagi perusahaan untuk juga bertindak dan bertanggungjawab secara sosial kepada lingkungan yang lebih luas ini, sekalipun jika dilihat dari sudut pandang ekonomi jangka pendek akan nampak merugikan.
PENUTUP
Kebanyakan pelaku usaha bersepakat bahwa baik profitabilitas maupun tanggungjawab sosial dua-duanya adalah tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Sekalipun sangat disadari bahwa kedua hal ini sebenarnya saling bertentangan. Para pemegang saham tentunya berharap perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas, namun hal ini tentunya akan menjadi konflik kepentingan bagi stakeholder lainnya yang menginginkan optimalisasi keberadaan perusahaan, terutama yang terkait dengan tanggungjawab sosialnya. Dengan kata lain, selalu terdapat pertentangan antara keuntungan ekonomi dan tanggungjawab sosial.
REFERENSI:
Bob de Wit and Ron Meyer. 2004. Strategy: Process, Content, Context – 3rd Ed. London: Thomson Learning. Google “Masalah Ekonomi”


Globalisasi di bidang ekonomi tidak bisa ditolak oleh negara mana pun, termasuk Indonesia. Globalisasi menyeret semua negara untuk menjadi pemain (tidak hanya menjadi penonton), sehingga semua penduduk atau warga negara dituntut untuk menerima kehadiran globalisasi ekonomi, baik secara sukarela maupun terpaksa. Oleh karena itu, semua pihak harus siap menerima pengaruh globalisasi ekonomi sebagai bagian dari kehidupannya. Globalisasi ekonomi dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap ekonomi nasional.
Dampak positif globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut:
1. mendorong Indonesia untuk memproduksi barang dengan mutu (kualitas) yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi dalam negeri di pasaran internasional
2. mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi
3. meningkatkan kesempatan kerja
4. meningkatkan devisa negara
Dampak negatifnya adalah sebagai berikut:
1. mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dengan yang miskin
2. meningkatkan barang-barang impor masuk ke pasaran dalam negeri secara besar-besaran

Berbagai persoalan ekonomi yang mendasar akan dihadapi oleh setiap masyarakat di manapun mereka berada dan dengan sistem perekonomian apapun yang mereka jalankan. Mereka harus menghadapi dan memecahkan tiga masalah ekonomi yang mendasar. Ketiga masalah ekonomi antara satu dan yang lainnya memiliki hubungan yang sangat erat. Ketiga masalah pokok ekonomi yang dimaksud, yaitu sebagai berikut.
1. Barang Apa (What) yang Harus Diproduksi?
Bagi pemerintah atau produsen, masalah ekonomi pertama yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? Dalam hubungannya dengan masalah tersebut, pemerintah atau produsen harus memerhatikan barang apa dan berapa banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat dan apakah telah tersedia sumber daya untuk menghasilkan barang tersebut.
Apakah akan memproduksi lebih banyak rumah sangat sederhana atau rumah real estate dalam jumlah sedikit? Apakah lebih baik memproduksi lebih banyak pusat pertokoan, seperti Supermarket, Supermall, dan Hypermarket atau lebih sedikit pasar-pasar tradisional? Atau apakah akan memproduksi lebih sedikit barang-barang konsumsi seperti roti dan lebih banyak memproduksi barang-barang produksi seperti pabrik roti yang dapat menyediakan roti yang lebih banyak untuk masa yang akan datang?
2. Bagaimana (How) Barang Harus Diproduksi?
Masalah ekonomi berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah bagaimana (how) barang tersebut harus diproduksi. Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi barang tersebut, dengan menggunakan komposisi sumber daya (faktor-faktor) produksi apa saja dan dengan menggunakan teknik produksi yang bagaimana. Sebagai contoh, pemerintah memutuskan untuk memproduksi padi lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras secara swadaya pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, siapa yang akan memproduksi? Apakah pemerintah, swasta, atau perseorangan? Faktor faktor produksi apa saja yang akan digunakan?
Apakah teknik produksi yang digunakan melibatkan pemakaian alat-alat pertanian modern (traktor dan mesin pembasmi hama) ataukah dilakukan secara tradisional (bajak, cangkul, dan semprotan hama)? Selanjutnya, apakah produksi akan dilakukan secara massal yang padat modal atau padat karya?
3. Untuk Siapa (for Whom) Barang Harus Diproduksi?
Permasalahan berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah untuk siapa (for whom) barang itu diproduksi? Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari barang tersebut. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, jika hanya dinikmati sebagian anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat.
Dengan adanya ketiga masalah pokok ekonomi tersebut, setiap manusia dituntut untuk menentukan pilihan atau keputusan dalam mempergunakan sumber daya atau faktor produksi sehingga dapat mencari alternatif dalam menghadapi sumber daya yang langka.


1. SIFAT DAN MAKSUD ORGANISASI DAN METODE
Sebelum kita bahas apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup organisasi dan metode, Maka kita akan membahas apa yang menjadi sifat dan maksud organisasi metode. Mengapa harus demikian ? Karena ruang lingkup organisasi dan metode akan menyangkut masalah efisiensi prosedur tata kerja yang dipakai dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen oleh manajer (pimpinan).
Sedangkan dari pengertian organisasi dan metode, antara manajemen, organisasi dan tata kerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan artinya kalau tata kerjanya sudah efisien berarti diharapkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajeman dalam organisasi bisa berjalan lancar.
Jadi sifat dan maksud organisasi metode adalah pelayanan terhadap terhadap manajer dan administrasi yang berusaha memajukan pekerjaan mereka atau tata kerja yang dipergunakan dalam rangka pencapaian efisensi yang maksimal pada organisasi.
2. PENGERTIAN EFISIENSI
Efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Kalau dirumuskan sebagai berikut.
Efisiensi = Output dibagi input
Efisiensi disini harus diperhatikan benar-benar karena merupaikan syarat atau ukuran pada pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya sehingga O & M sebagai bantuan secara teknis atau praktis dalam melaksanakan fungsi manajemen bisa memanfaatkan sumber-sumber waktu dan ruangan yang tersedia secara maksimal.
Adapun syarat pencapaian efisiensi dalam O & M adalah sebagai berikut:
1) Pencapaian target haruslah berhasil guna maksudnya target tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan tatapi mutu dari hasil kerja tersebut juga harus diperhatikan.
2) Ekonomi artinya dalam pencapaian effective (berhasil guna) penggunaan biaya, tenaga kerja, material, peralatan dan waktu sudah digunakan setepat-tepatnya.
3) Pelaksanaan kerja bisa dipertanggung jawabkan.
4) Harus benar-benar mecerminkan pembagian kerja yang nyata karena adanya keterbatasan kemampuan perseorangan.
5) Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab artinya antara wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepada tenaga kerja harus seimbang.
6) Prosedur kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan. Hal ini untuk mencerminkan bahwa O & M adalah kegiatan yang praktis maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan.
Efisiensi kerja dapat ditingkatkan melalui:
1) Pelaksanaan fungsi manajeman secara tepat.
2) Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat.
3) Pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang setepat-tepatnya.
4) Pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan yang berkesinambungan.
3.RUANG LINGKUP ORGANISASI DAN METODE
Dengan melihat maksud dari sifat O & M merupakan pelayanan bagi manajer dan administrasi dalam melaksanakan fungsi manajemen maka O & M merupakan bantuan teknis dan praktis dalam pelaksanaan teori organisasi dan manajemen dengan setepat-tepatnya.


Latar Belakang
Organisasi Mahasiswa :


Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Masuk organisasi adalah pilihan. Ya, dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, besar harapan masyarakat terhadap kaum muda yang bergelut dengan dunia intelektual ini.

Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa.

Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.

Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Di dalam Univesitas Gunadarma sendiri memiliki cukup banyak organisasi kemahasiswaan baik antar Fakultas ataupun organisasi lainnya seperti SNAP, Paduan suara, dll.

Hal yang ingin penulis tegaskan di sini adalah keberadaan organisasi mahasiswa menjadi penting karena kemanfaatannya terpulang kepada mahasiswa itu sendiri. Mungkin ada yang takut ketika masuk organisasi waktunya untuk belajar akan terganggu yang pada akhirnya berpengaruh kepada lamanya studi. Penulis katakan memang ada sebagian kecil mahasiswa yang lalai kuliah akibat terlalu sibuk mengurus organisasi. Tapi kenyataan juga membuktikan, betapa banyak penggiat organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan. Jadi ini hanyalah masalah manajemen waktu.

Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.

Organisasi mahasiswa menjembatani domain menara gading kampus yang elitis dengan ruang masyarakat. Sehingga, ketika terbiasa menghadapi problem kehidupan, mahasiswa tidak lagi canggung bergumul dengan ruang baru, baik di masyarakat maupun di dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi.


Program Kerja Organisasi :
Memahai dan mengerti program kerja yang ada dalam suatu organisasi sangatlah penting. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan terstruktur maka penting bagi setiap anggota mengerti pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
Ø Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang suadah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut dapat menyebabkan overlaping karena beberapa panitia mengerjaknnya, dalam beberapa tugas, sementara kekosongan dalam tugas yang lainnya.
Ø Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik. Hal ini akan dibahas pada bab 2 dalam artikel ini.

Pengkaderan
Pengkaderan merupakan sebuah proses penggemblengan tenaga-tenaga untuk berjuang, tenaga yang telah dipimpin dan dilatih sedemikian rupa sehingga mahir dalam seluk beluk sesuatu. Itu menurut kamus besar bahasa Indonesia.
Perkaderan sebagai manifestasi untuk menjalankan roda kepemimpinan sangatlah penting manfaatnya bagi keberlangsungan tujuan bersama. Bagi suatu organisasi, regenerasi kepemimpinan yang sehat karena ditopang oleh keberadaan kader-kader yang berkualitas. Selain akan menjadikan organisasi bergerak dinamis, juga formasi kepemimpinannya akan segar dan energik.
· Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya.
Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah buakan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidakadanya kader penerus.
· Mempertahankan Kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan mengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmenya.
Ø Permasalahan yang mucul :
Dalam suatu organisasi banyak atau sering kita jumpai masalah dalam organisasi tersebut baik internal maupun eksternal. Masalah internal biasanya mencakup susunan kepengurusan, pembagian kerja yang tidak sesuai, rekrutmen kader, dll. Hal ini harus disikapi bijak bagi para anggota organisasi tersebut, agar tercipta organisasi yang kompak dan solid.
Hal yang paling sulit dihadapi suatu organisasi adalah bagaimana mempertahankan kader agar jumlahnya tetap atau bahkan bertambah. Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan mengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmenya.
Ini yang dapat kita jadikan pembelajaran dalam suatau organisasi, organisasi bukan dilihat dari banyaknya anggota, tetapi bagaimana organisasi tersebut dapat mempertahankan kader-kadernya. Dan juga dapat mengembangkan sikap tanggung jawab yang tingi pada setiap anggotanya.
Ø Pembahasan :
Jika kita menyimak semua yang ada dalam artikel ini, maka seharusnya kita dapat mengambil banyak informasi. Bagaimana organisasi itu dibuat, bagaimana mencari anggota yang memiliki tanggung jawab tinggi, bagaimana mengelola organisasi, dan bagaimana mempertahankan kader yang telah ada. Hal ini tentu dapat kita jadikan pedoman atau pengetahuan dalam suatu pengorganisasian.
Yang perlu kita ketahui adalah organisasi yang telah lama berdiri dan terkenalpun tidak lepas dari masalah-masalah, baik masalah intern maupun ekstern. Maka dari itu pembagian tugas yang jelas dan sistemtis perlu juga kita cermati dalam hal ini.
Penutup :
Berdasarkan informasi yang telah disusun menjadi suatu artikel ini, penyusun berharap bahwa dengan adanya artikel ini dpat menjadi sumber informasi yang dapat berguna bagi para pembaca. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan artikel ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun informasi yang diberikan. Namun terlepas dari semua itu kita dapat mengambil banyak informasi dari suatu organisasi yang ada dalam lingkungan kampus kita Universitas Gunadarma, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya.
Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu dalam membaca artikel ini.
Kesimpulan :
Membentuk organisasi tidaklah mudah. Butuh tanggung jawab dan tujuan yang jelas, dalam hal ini peran pemimpin organisasi sangat penting. Koordinasi dan pembagian tugas yang jelas sangatlah mempengaruhi kinerja dari suatu organisasi tersebut. Penyusun dalam hal ini mengambil kesimpulan bahwa, kesukesesan dalam suatu organisasi bukan dilihat dari banyaknya anggota dalam organisasi tersebut. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mempertahankan kader dan pembagian tugas yang jelas kepada masing-masing anggota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar