PENGANTAR
Di negara-negara dengan
sistem ekonomi pasar, keberadaan perusahaan dipahami adalah untuk
mendapatkan keuntungan ekonomis. Namun demikian, selain mempunyai tujuan
untuk memperoleh keuntungan, perusahaan-perusahaan ini juga dituntut
untuk memenuhi tanggungjawab sosial tertentu. Berbagai pendapat saling
berargumentasi tentang kepentingan relatif antara profitabilitas dan
tanggungjawab sosial ini. Ada pihak yang mendukung pendapat bahwa
profitabilitas adalah tujuan utama dari perusahaan dan tanggungjawab
sosial yang harus ditanggung hanyalah yang masuk dalam kerangka hukum
terkait dengan keberadaan perusahaan tersebut.
Sementara itu, pihak
lainnya berpendapat bahwa perusahaan tidaklah sekedar sebuah entitas
ekonomi, tetapi juga institusi sosial, yang berada dalam suatu
lingkungan sosial, dan membawa serta tanggungjawab sosial yang tinggi.
Dalam pandangan ini, perusahaan secara moral mempunyai tanggungjawab
terhadap semua pihak dan profitabilitas hanyalah sarana untuk melakukan
tanggungjawab tersebut.
PERSPEKTIF KEUNTUNGAN EKONOMI PERUSAHAAN
Perusahaan (organisasi
bisnis) memang harus melangsungkan kegiatan bisnis yang menguntungkan
agar dapat terus menjaga kelangsungan usahanya. Dalam bahasa yang
sederhana, perusahaan haruslah mempunyai pendapatan yang lebih besar
dari biaya operasionalnya. Untuk dapat menarik investasi, perusahaan
haruslah dapat menghasilkan tingkat pengembalian terhadap modal pemegang
saham (return on shareholder’s equity) yang lebih baik dibandingkan
dengan jika investor menempatkan uangnya sebagai deposito di bank.
Dengan kata lain, investor harus bisa memperoleh insentif keuangan untuk
menghadapi resiko usaha yang ada; jika tidak, mereka akan lebih suka
menempatkan uangnya di sebuah bank atau membeli surat berharga berisko
rendah yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Jika sebuah perusahaan
dapat memiliki sejarah prestasi keuangan yang baik, maka hal ini akan
merupakan indikator yang akan dilihat oleh para pemodal. Pemodal akan
memberikan kepercayaan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki
sejarah keuangan yang menguntungkan. Kepercayaan semacam ini akan dapat
memberikan kemudahan dalam mendapatkan modal baru, dibandingkan dengan
melakukan peminjaman di bank atau dengan menerbitkan saham di pasar
modal. Jika perusahaan tidak memiliki riwayat usaha yang menguntungkan
di masa lalu dan tidak mampu menunjukkan potensi keuntungan di masa
depan, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan modal. Hal ini akan secara signifikan melemahkan posisi
perusahaan untuk bertahan secara kompetitif dalam jangka panjang.
bagi perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan kepada publik, keuntungan perusahaan biasanya
tercermin pada harga saham. Indikasi harga saham ini tidak sekedar
memberikan benefit kepada pemegang saham dalam jangka pendek, tetapi
juga memungkinkan pemegang saham membeli saham perusahaan lainnya dengan
dari keuntungan saham yang dimilikinya. lebih lanjut, harga saham yang
tinggi akan merupakan “pertahanan” yang kuat terhadap kemungkinan
hostile-takeover, atau juga dapat merupakan alat negosiasi yang kuat.
Pada perusahaan publik maupun non publik, retained earning (laba
ditahan) merupakan sumber dana yang penting untuk investasi baru.
Singkat kata,
profitabilitas tidak sekedar merupakan “hasil”, tetapi juga dapat
merupakan “sumber daya” dari kekuatan kompetitif perusahaan.
Profitabilitas membuat perusahaan memiliki kemampuan untuk memperbaiki
posisi kompetitifnya untuk mencapai tujuan dari keberadaan perusahaan.
PERSPEKTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Sebagai sebuah entitas
ekonomi yang mempunyai hubungan formal dengan para pegawai, para
pemasok, pembeli, dan lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan mempunyai
tanggungjawab legal untuk melaksanakan berbagai kesepakatan yang
tercantum dalam berbagai dokumen kontrak dari keberadaan perusahaan.
Oleh karenanya, perusahaan terikat dengan hukum dalam setiap yurisdiksi
di mana perusahaan berada dan beroperasi.
Perusahaan tidak
sekedar menjadi “mesin ekonomi” yang dibuat secara legal berdasarkan
hukum. Perusahaan adalah juga jaringan manusia yang bekerja bersama-sama
untuk tujuan yang disepakati bersama. Manusia-manusia yang berada di
dalam perusahaan adalah juga makhluk sosial yang berinterkasi secara
sosial dengan sesamanya. Salah satu kebutuhan mendasar dari komunitas
sosial adalah saling kepercayaan di antara manusia yang berada dalam
komunitas tersebut. Karenanya, seorang manusia akan berharap sesamanya
akan bertindak dalam batas-batas sosial yang disepakati, dan tidak
menginginkan salah satu pihak terlalu mementingkan kepentingan
pribadinya tanpa batas. Jika salingpercaya di antara karyawan perusahaan
ini dapat tercipta, maka mereka dapat menjalin hubungan dalam sebuah
kelompok yang produktif dan membangun hubungan yang saling
menguntungkan.
Dalam hal ini, tanggung
jawab sosial, yaitu bertindak untuk kepentingan pihak lain, sekalipun
tanpa keterkaitan legal, muncul karena dasar-dasar kepercayaan. Dan di
mana ada salingpercaya, karyawan akan bersedia untuk memberikan
komitmennya kepada perusahaan, baik secara emosi maupun secara praktek.
Secara emosi, mereka akan melibatkan diri, dan akan secara kuat
menggabungkan diri kepada organisasi, yang dapat memunculkan perasaan
kebanggaan dan loyalitas. Secara praktek, mereka akan bersedia melakukan
proses pembelajaran akan pengetahuan dan kemampuan, untuk membangun
sebuah karir di perusahaan. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi
perusahaan untuk memberikan penghargaan terhadap komitmen tersebut
dengan bersikap secara bertanggungjawab, bahkan ketika perusahaan
mengalami kerugian usaha; jika tidak, hubungan salingpercaya yang ada
bisa rusak.
Bertindak dalam
kerangka kepentingan karyawan adalah sebuah bentuk tanggungjawab sosial
yang terbatas yang dilakukan oleh perusahaan. Selain membangun
salingpercaya di dalam organisasi/perusahaan, adalah juga penting untuk
membangun salingpercaya pada lingkungan yang lebih luas: dengan para
pemasok, para pembeli, pemerintah, komunitas lokal/sekitar perusahaan,
dan lainnya. Karenanya, adalah juga penting bagi perusahaan untuk juga
bertindak dan bertanggungjawab secara sosial kepada lingkungan yang
lebih luas ini, sekalipun jika dilihat dari sudut pandang ekonomi jangka
pendek akan nampak merugikan.
PENUTUP
Kebanyakan pelaku usaha
bersepakat bahwa baik profitabilitas maupun tanggungjawab sosial
dua-duanya adalah tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Sekalipun
sangat disadari bahwa kedua hal ini sebenarnya saling bertentangan. Para
pemegang saham tentunya berharap perusahaan dapat meningkatkan
profitabilitas, namun hal ini tentunya akan menjadi konflik kepentingan
bagi stakeholder lainnya yang menginginkan optimalisasi keberadaan
perusahaan, terutama yang terkait dengan tanggungjawab sosialnya. Dengan
kata lain, selalu terdapat pertentangan antara keuntungan ekonomi dan
tanggungjawab sosial.
REFERENSI:
Bob de Wit and Ron Meyer. 2004. Strategy: Process, Content, Context – 3rd Ed. London: Thomson Learning. Google “Masalah Ekonomi”
Globalisasi di bidang ekonomi tidak bisa
ditolak oleh negara mana pun, termasuk Indonesia. Globalisasi menyeret
semua negara untuk menjadi pemain (tidak hanya menjadi penonton),
sehingga semua penduduk atau warga negara dituntut untuk menerima
kehadiran globalisasi ekonomi, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Oleh karena itu, semua pihak harus siap menerima pengaruh globalisasi
ekonomi sebagai bagian dari kehidupannya. Globalisasi ekonomi dapat
memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap ekonomi nasional.
Dampak positif globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut:
1. mendorong
Indonesia untuk memproduksi barang dengan mutu (kualitas) yang baik
sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi dalam negeri di pasaran
internasional
2. mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi
3. meningkatkan kesempatan kerja
4. meningkatkan devisa negara
Dampak negatifnya adalah sebagai berikut:
1. mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dengan yang miskin
2. meningkatkan barang-barang impor masuk ke pasaran dalam negeri secara besar-besaran
Berbagai persoalan
ekonomi yang mendasar akan dihadapi oleh setiap masyarakat di manapun
mereka berada dan dengan sistem perekonomian apapun yang mereka
jalankan. Mereka harus menghadapi dan memecahkan tiga masalah ekonomi
yang mendasar. Ketiga masalah ekonomi antara satu dan yang lainnya
memiliki hubungan yang sangat erat. Ketiga masalah pokok ekonomi yang
dimaksud, yaitu sebagai berikut.
1. Barang Apa (What) yang Harus Diproduksi?
Bagi pemerintah atau
produsen, masalah ekonomi pertama yang harus dihadapi dan dipecahkan
adalah barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? Dalam
hubungannya dengan masalah tersebut, pemerintah atau produsen harus
memerhatikan barang apa dan berapa banyak yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan apakah telah tersedia sumber daya untuk menghasilkan
barang tersebut.
Apakah akan memproduksi
lebih banyak rumah sangat sederhana atau rumah real estate dalam jumlah
sedikit? Apakah lebih baik memproduksi lebih banyak pusat pertokoan,
seperti Supermarket, Supermall, dan Hypermarket atau lebih sedikit
pasar-pasar tradisional? Atau apakah akan memproduksi lebih sedikit
barang-barang konsumsi seperti roti dan lebih banyak memproduksi
barang-barang produksi seperti pabrik roti yang dapat menyediakan roti
yang lebih banyak untuk masa yang akan datang?
2. Bagaimana (How) Barang Harus Diproduksi?
Masalah ekonomi
berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah bagaimana (how)
barang tersebut harus diproduksi. Masalah ini berkaitan dengan siapa
yang akan memproduksi barang tersebut, dengan menggunakan komposisi
sumber daya (faktor-faktor) produksi apa saja dan dengan menggunakan
teknik produksi yang bagaimana. Sebagai contoh, pemerintah memutuskan
untuk memproduksi padi lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan beras secara swadaya pangan. Berkaitan dengan hal
tersebut, siapa yang akan memproduksi? Apakah pemerintah, swasta, atau
perseorangan? Faktor faktor produksi apa saja yang akan digunakan?
Apakah teknik produksi
yang digunakan melibatkan pemakaian alat-alat pertanian modern (traktor
dan mesin pembasmi hama) ataukah dilakukan secara tradisional (bajak,
cangkul, dan semprotan hama)? Selanjutnya, apakah produksi akan
dilakukan secara massal yang padat modal atau padat karya?
3. Untuk Siapa (for Whom) Barang Harus Diproduksi?
Permasalahan berikutnya
yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah untuk siapa (for whom) barang
itu diproduksi? Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan menikmati
dan memperoleh manfaat dari barang tersebut. Sebab apa gunanya produksi
melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan
efisien, jika hanya dinikmati sebagian anggota masyarakat saja?
Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan
konsep keadilan masyarakat.
Dengan adanya ketiga
masalah pokok ekonomi tersebut, setiap manusia dituntut untuk menentukan
pilihan atau keputusan dalam mempergunakan sumber daya atau faktor
produksi sehingga dapat mencari alternatif dalam menghadapi sumber daya
yang langka.
1. SIFAT DAN MAKSUD ORGANISASI DAN METODE
Sebelum kita bahas apa saja yang termasuk kedalam
ruang lingkup organisasi dan metode, Maka kita akan membahas apa yang
menjadi sifat dan maksud organisasi metode. Mengapa harus demikian ?
Karena ruang lingkup organisasi dan metode akan menyangkut masalah
efisiensi prosedur tata kerja yang dipakai dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen oleh manajer (pimpinan).
Sedangkan dari pengertian organisasi dan metode,
antara manajemen, organisasi dan tata kerja merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan artinya kalau tata kerjanya sudah efisien berarti
diharapkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajeman dalam organisasi bisa
berjalan lancar.
Jadi sifat dan maksud organisasi metode adalah
pelayanan terhadap terhadap manajer dan administrasi yang berusaha
memajukan pekerjaan mereka atau tata kerja yang dipergunakan dalam
rangka pencapaian efisensi yang maksimal pada organisasi.
2. PENGERTIAN EFISIENSI
Efisiensi adalah perbandingan terbaik atau
rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan
yang dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Kalau dirumuskan
sebagai berikut.
Efisiensi = Output dibagi input
Efisiensi disini harus diperhatikan benar-benar
karena merupaikan syarat atau ukuran pada pelaksanaan kerja yang
setepat-tepatnya sehingga O & M sebagai bantuan secara teknis atau
praktis dalam melaksanakan fungsi manajemen bisa memanfaatkan
sumber-sumber waktu dan ruangan yang tersedia secara maksimal.
Adapun syarat pencapaian efisiensi dalam O & M adalah sebagai berikut:
1) Pencapaian
target haruslah berhasil guna maksudnya target tercapai sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan tatapi mutu dari hasil kerja tersebut juga
harus diperhatikan.
2) Ekonomi
artinya dalam pencapaian effective (berhasil guna) penggunaan biaya,
tenaga kerja, material, peralatan dan waktu sudah digunakan
setepat-tepatnya.
3) Pelaksanaan kerja bisa dipertanggung jawabkan.
4) Harus benar-benar mecerminkan pembagian kerja yang nyata karena adanya keterbatasan kemampuan perseorangan.
5) Rasionalitas
wewenang dan tanggung jawab artinya antara wewenang dan tanggung jawab
yang dibebankan kepada tenaga kerja harus seimbang.
6) Prosedur
kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan. Hal ini
untuk mencerminkan bahwa O & M adalah kegiatan yang praktis maka
target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung
jawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan.
Efisiensi kerja dapat ditingkatkan melalui:
1) Pelaksanaan fungsi manajeman secara tepat.
2) Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat.
3) Pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang setepat-tepatnya.
4) Pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan yang berkesinambungan.
3.RUANG LINGKUP ORGANISASI DAN METODE
Dengan melihat maksud dari sifat O & M
merupakan pelayanan bagi manajer dan administrasi dalam melaksanakan
fungsi manajemen maka O & M merupakan bantuan teknis dan praktis
dalam pelaksanaan teori organisasi dan manajemen dengan
setepat-tepatnya.
Latar Belakang
Organisasi Mahasiswa :
Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Masuk organisasi adalah pilihan. Ya, dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, besar harapan masyarakat terhadap kaum muda yang bergelut dengan dunia intelektual ini.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa.
Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.
Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Di dalam Univesitas Gunadarma sendiri memiliki cukup banyak organisasi kemahasiswaan baik antar Fakultas ataupun organisasi lainnya seperti SNAP, Paduan suara, dll.
Hal yang ingin penulis tegaskan di sini adalah keberadaan organisasi mahasiswa menjadi penting karena kemanfaatannya terpulang kepada mahasiswa itu sendiri. Mungkin ada yang takut ketika masuk organisasi waktunya untuk belajar akan terganggu yang pada akhirnya berpengaruh kepada lamanya studi. Penulis katakan memang ada sebagian kecil mahasiswa yang lalai kuliah akibat terlalu sibuk mengurus organisasi. Tapi kenyataan juga membuktikan, betapa banyak penggiat organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan. Jadi ini hanyalah masalah manajemen waktu.
Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.
Organisasi mahasiswa menjembatani domain menara gading kampus yang elitis dengan ruang masyarakat. Sehingga, ketika terbiasa menghadapi problem kehidupan, mahasiswa tidak lagi canggung bergumul dengan ruang baru, baik di masyarakat maupun di dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi.
Program Kerja Organisasi :
Memahai dan mengerti program kerja yang ada dalam suatu organisasi sangatlah penting. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan terstruktur maka penting bagi setiap anggota mengerti pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
Ø Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali
dalam sebuah organisasi yang suadah mapan sekali pun, atau dapat
dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang
sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali
menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya
terlaksanya sebuah program.
Kekacauan
tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut dapat menyebabkan
overlaping karena beberapa panitia mengerjaknnya, dalam beberapa tugas,
sementara kekosongan dalam tugas yang lainnya.
Ø Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya
lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk
pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program
dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali
terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal
para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja
seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang
baik. Hal ini akan dibahas pada bab 2 dalam artikel ini.
Pengkaderan
Pengkaderan
merupakan sebuah proses penggemblengan tenaga-tenaga untuk berjuang,
tenaga yang telah dipimpin dan dilatih sedemikian rupa sehingga mahir
dalam seluk beluk sesuatu. Itu menurut kamus besar bahasa Indonesia.
Perkaderan
sebagai manifestasi untuk menjalankan roda kepemimpinan sangatlah
penting manfaatnya bagi keberlangsungan tujuan bersama. Bagi suatu
organisasi, regenerasi kepemimpinan yang sehat karena ditopang oleh
keberadaan kader-kader yang berkualitas. Selain akan menjadikan
organisasi bergerak dinamis, juga formasi kepemimpinannya akan segar dan
energik.
· Rekrutmen
Bagi
sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah
pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo
peminat organisasi yang berbeda beda misalnya.
Namun
pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah buakan sekedar sukses
ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader)
periode yang lebih sukses”.
Maka
dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu
periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak
ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan
bubar karena kelemahan tau bahkan tidakadanya kader penerus.
· Mempertahankan Kader
Pengkaderan
ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi
dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan
organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut
merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah
berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka
seringkali kader-kader tersebut akan mengalami seleksi alam. Oleh karena
itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada
rekrutmenya.
Ø Permasalahan yang mucul :
Dalam suatu
organisasi banyak atau sering kita jumpai masalah dalam organisasi
tersebut baik internal maupun eksternal. Masalah internal biasanya
mencakup susunan kepengurusan, pembagian kerja yang tidak sesuai,
rekrutmen kader, dll. Hal ini harus disikapi bijak bagi para anggota
organisasi tersebut, agar tercipta organisasi yang kompak dan solid.
Hal yang
paling sulit dihadapi suatu organisasi adalah bagaimana mempertahankan
kader agar jumlahnya tetap atau bahkan bertambah. Setelah berhasil
merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan,
dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader
tersebut akan mengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha
mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmenya.
Ini yang
dapat kita jadikan pembelajaran dalam suatau organisasi, organisasi
bukan dilihat dari banyaknya anggota, tetapi bagaimana organisasi
tersebut dapat mempertahankan kader-kadernya. Dan juga dapat
mengembangkan sikap tanggung jawab yang tingi pada setiap anggotanya.
Ø Pembahasan :
Jika kita
menyimak semua yang ada dalam artikel ini, maka seharusnya kita dapat
mengambil banyak informasi. Bagaimana organisasi itu dibuat, bagaimana
mencari anggota yang memiliki tanggung jawab tinggi, bagaimana mengelola
organisasi, dan bagaimana mempertahankan kader yang telah ada. Hal ini
tentu dapat kita jadikan pedoman atau pengetahuan dalam suatu
pengorganisasian.
Yang perlu
kita ketahui adalah organisasi yang telah lama berdiri dan terkenalpun
tidak lepas dari masalah-masalah, baik masalah intern maupun ekstern.
Maka dari itu pembagian tugas yang jelas dan sistemtis perlu juga kita
cermati dalam hal ini.
Penutup :
Berdasarkan
informasi yang telah disusun menjadi suatu artikel ini, penyusun
berharap bahwa dengan adanya artikel ini dpat menjadi sumber informasi
yang dapat berguna bagi para pembaca. Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan artikel ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan
maupun informasi yang diberikan. Namun terlepas dari semua itu kita
dapat mengambil banyak informasi dari suatu organisasi yang ada dalam
lingkungan kampus kita Universitas Gunadarma, maupun organisasi
kemasyarakatan lainnya.
Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu dalam membaca artikel ini.
Kesimpulan :
Membentuk
organisasi tidaklah mudah. Butuh tanggung jawab dan tujuan yang jelas,
dalam hal ini peran pemimpin organisasi sangat penting. Koordinasi dan
pembagian tugas yang jelas sangatlah mempengaruhi kinerja dari suatu
organisasi tersebut. Penyusun dalam hal ini mengambil kesimpulan bahwa,
kesukesesan dalam suatu organisasi bukan dilihat dari banyaknya anggota
dalam organisasi tersebut. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana
mempertahankan kader dan pembagian tugas yang jelas kepada masing-masing
anggota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar